Tujuan-tujuan utama pelatihan pada intinya dapat dikelompokkan ke
dalam lima bidang (Simamora., 1997)
1. Memperbaiki kinerja. Kendatipun pelatihan tidak dapat memecahkan semua
masalah kinerja yang tidak efektif, program pelatihan dan pengembangan
yang sehat kerap berfaedah dalam meminimalkan masalah-masalah ini.
2. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi.
Melalui pelatihan, pelatih (trainer) memastikan bahwa karyawan dapat secara
efektif menggunakan teknologi-teknologi baru. Perubahan teknologi, pada
gilirannya, berarti bahwa pekerjaan-pekerjaan sering berubah dan keahlian
serta kemampuan karyawan mestilah dimuktakhirkan melalui pelatihan
sehingga kemajuan teknologi tersebut secara sukses dapat diintegrasikan ke
dalam organisasi.
3. Mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru supaya menjadi kompeten
dalam pekerjaan. Sering seorang karyawan baru tidak memiliki keahliankeahlian
dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi “ job competent,”
yaitu mampu mencapai output dan standar kualitas yang diharapkan
4. Membantu memecahkan permasalahan operasional.Meskipun persoalanpersoalan
organisasional menyerang dari berbagai penjuru, pelatihan adalah
sebagai salah satu cara terpenting guna memecahkan banyak dilema yang
harus dihadapi oleh manajer.
5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi. Salah satu cara untuk menarik,
menahan, dan memotivasi karyawan adalah melalui program pengembangan
karir yang sistematik. Mengembangkan kemampuan promosional karyawan
adalah konsisten dengan kebijakan personalia untuk promosi dari dalam;
pelatihan adalah unsur kunci dalam sistem pengembangan karir. Organisasi–
organisasi yang gagal menyediakan pelatihan untuk memobilitas vertikal akan
kehilangan karyawan yang beroirentasi-pencapaian (achievement oriented)
yang merasa frustasi karena tidak adanya kesempatan untuk promosi dan
akhirnya memilih keluar dari perusahaan dan mencari perusahaan lain yang
menyediakan pelatihan bagi kemajuan karir mereka.
6. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi. Selama beberapa hari
pertama pada pekerjaan, karyawan baru membentuk kesan pertama mereka
terhadap organisasi dan tim manajemen.Kesan ini dapat meliputi dari kesan
yang menyenangkan sampai yang tidak mengenakkan, dan dapat
mempengaruhi kepuasan kerja dan produktivitas keseluruhan karyawan.
Karena alasan inilah, beberapa pelaksana orientasi melakukan upaya bersama
supaya secara benar mengorientasikan karyawan-karyawan baru terhadap
organisasi dan pekerjaan.
7. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi. Pelatihan dan
pengembangan dapat memainkan peran ganda dengan menyediakan aktivitasaktivitas
yang membuahkan efektifitas organisasional yang lebih besar dan
meningkatkan pertumbuhan pribadi bagi semua karyawan.
Dari pendapat diatas mengenai tujuan pelatihan maka dapat disimpulkan
bahwa adanya pelatihan diharapkan dapat mengembangkan karyawan sesuai
dengan kompetensinya, dapat menggunakan keahliannya sesuai dengan perubahan
teknologi, karyawan akan lebih berorientasi pada pengembangan perusahaan,
meningkatkan kinerja karyawan dan untuk pengembangan karir, sehingga adanya
pelatihan diharapkan akan dapat meningkatkan pertumbuhan pribadi setiap
karyawan.
Tujuan akhir dari setiap program pelatihan adalah bahwa belajar yang
terjadi selama pelatihan ditransfer kembali ke dalam pekerjaan. Transfer pelatihan
(transfer of traning) adalah tingkat terhadapnya pengetahuan, keahlian,
kemampuan, atau karateristik lainnya yang dipelajari dalam pelatihan dapat
digunakan / diterapkan dalam pekerjaan (Simamora;1997)
Definisi lain diberikan pada istilah transfer pelatihan ; diantaranya pendapat
dari Baldwin & Ford, (1988).
“ Positive transfer of training is the degree to which trainess effectively apply the
knowledge, skills, and attitude gained in a training context to the job”.
Broad & Newstrom, (1996) (dalam Suhartono dan Raharso, 2003)
“Transfer of training is the effective and continuing application, by trainees to
their jobs, of the knowledge and skills gained in training-both on and off the job.
Definisi transfer pelatihan tersebut di atas menunjukkan adanya persamaan
bahwa transfer pelatihan merupakan aktivitas secara efektif dan berkelanjutan
untuk menerapkan keahlian, keterampilan, dan sikap yang diperoleh dari suatu
pelatihan. Pada definisi pertama bahwa perolehan hasil dari pelatihan hanya pada
konteks pekerjaan. Sedangkan definisi kedua tidak hanya pada konteks pekerjaan
tapi juga di luar pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa transfer
pelatihan mengidentifikasikan sejauh mana peserta pelatihan dapat menerapkan
apa yang diperoleh dari pelatihan sehingga dapat mengubah perilaku peserta
dalam pelaksanaan pekerjaan mereka.
Ada tiga cara transfer pelatihan ke tempat kerja (Craig, 1999) :
a. Positif, yaitu hasil pelatihan akan meningkatkan kinerja pekerjaan.
b. Negatif, yaitu hasil pelatihan menurunkan kinerja sebelumnya.
c. Netral, yaitu hasil pelatihan tidak mempengaruhi kinerja pekerjaan.
Dari ketiga cara transfer tersebut transfer positiflah yang diharapkan pada hasil
program-program pelatihan sehingga pengetahuan dan keahlian yang mereka
peroleh secara maksimal dapat mereka terapkan ke pekerjaan yang akhirnya akan
dapat meningkatkan kinerja pekerjaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar