TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), memutuskan menunggu kepastian perombakkan kabinet (reshuffle) yang akan dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum mengambil sikap politik tetap berada di koalisi pemerintah atau menjadi oposisi.
Hasil reshuffle dari Presiden SBY tersebut akan langsung direspon menjadi sikap politik PKS dalam sidang Majelis Syuro dalam waktu dekat. Demikian disampaikan Presiden PKS Lutfie Hasan Ishaaq dalam jumpa pers keputusan Rapimnas PKS 2011, di Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu (15/10/2011).
PKS sadar bahwa reshuffle adalah hak prerogratif Presiden. Namun, sebelum reshuffle dilakukan, PKS mengingatkan Presiden SBY, bahwa ada kontrak politik, code of conduct (piagam koalisi), maupun kesepakatan-kesepakatan khusus lain yang tercantum dalam perjanjian bilateral antara PKS dan Presiden SBY, sebelum koalisi dibentuk.
"Kontrak koalisi kami, dari sejak ditandatanganinya hingga 2014, dengan prekondisinya yang tertera pada semua dokumen, maupun secara normatif yang dibicarakan pimpinan kami. Itu yang ada," ujar Lutfie.
Lutfie enggan menjelaskan secara rinci isi kontrak politik PKS dan Presiden SBY yang dimaksud.
Saat ditanya, apakah benar kontrak politik menjatahkan PKS sebagai mitra koalisi dengan empat kursi menteri, dan saat ini seorang menteri terancam tergusur, Lutfie menjawab, "Semua itu masih asumsi, masih mungkin. Saya berpikir, kami tidak perlu berandai-andai. Kita tunggu saja apa yang akan diumumkan. Baru setelah itu, kita akan merespon."
Yang jelas, lanjut Lutfie, kontrak koalisi PKS sebagai mitra koalisi yakni sejak penandatanganan kontrak koalisi pada 2009 hingga 2014, dengan prekondisinya yang tertera pada semua dokumen maupun secara normatif yang dibicarakan antara pimpinan PKS dan Presiden SBY.
Jika ada perubahan atau pelanggaran kontrak koalisi itu di tengah jalan, maka PKS akan langsung merespon secara proporsional sesuai dengan perubahan yang dilakukan Presiden SBY. "Tapi, kami tetap menunggu apa yang akan diputuskan (Presiden SBY/red)," tukasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar